Menu Tutup

Raih Kemenangan dan Kembali Fitri

Seluruh biaya menghidangkan jamuan makan dari mulai pagi hingga malam selama hari raya dihitung Allah sedekah. Semua biaya pulang kampung dihitung sedekah. Pulang lagi nanti, diganti Allah berkali-kali lipat.

Hari raya adalah hari kesenangan dan kebahagiaan. Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Bagi orang yang melaksanakan puasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika
bertemu dengan Rabbnya.” (Muttafaq ‘alaih)

Bulan Ramadhan ini sebagai tempat belajar dan berlatih agar kita bisa beribadah di bulan-bulan selanjutnya seperti kita beribadah di bulan Ramadhan.

Sebagaimana kita berpuasa, shalat, dan membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan, di bulan-bulan berikutnya, lanjutkan dengan berpuasa Senin- Kamis, dan berpuasa Syawwal 6 hari, serta membaca Al-Qur’an setiap hari.

Jangan sampai kita beribadah hanya di bulan suci Ramadhan saja. Salah satu tanda diterimanya amalan kita di bulan Ramadhan adalah terjaganya ibadah-ibadah kita selepas bulan Ramadhan.

Banyak orang menganggap, kalau sudah lebaran, berhenti. Berhenti total ibadahnya. Berhenti shalat malamnya, berhenti puasanya, tidak puasa Senin Kamis, mulai ngomongin orang lagi, mulai berbohong lagi.

Saya berharap sekali mudah-mudahan seluruh sifat-sifat jelek kita, termasuk sifat malas kita, terkikis habis selama bulan suci Ramadhan ini. Yang tertinggal adalah sifat rajin kita, sifat qiyammullail kita. InsyaAllah, yang sudah rajin puasanya tambah rajin lagi puasanya.

Betapa beruntungnya Saudara bisa berkumpul bersama suami, istri, sekaligus orang tua dan mertua. Saudara kita ada yang tidak bisa berkumpul karena tidak diizinkan. Ini menjadi sebuah pelajaran buat kita semua, betapa Allah sayang sama sebagian kita.

Saya, tiga tahun tidak bisa pulang, tidak bisa lebaran bersama orang tua saya. Karena saat itu saya lagi jadi “buronan”, dicari sama polisi, karena saya takut dicari sama orang-orang yang menagih hutang.

Setiap ketemu lebaran hati ini nangis, “ya Allah, kapan Kau akan angkat derajat Yusuf Mansur nih?”

3 tahun saya ber-riyadhoh, minta sama Allah dikumpulkan sama orang tua, sama nenek, sama paman, bisa pulang kampung, pulang ke rumah dengan leluasa, ga ditungguin sama orang. Subhanallah, doa itu dikabul.

Artinya apa?

Bilamana hari ini ada di antara Saudara yang sedang berada di Lembaga Pemasyarakatan, atau sedang kabur tidak berani pulang, atau malah sedang diusir sama bininya, jangan putus asa. Terus berdoa.

InsyaAllah lebaran ini ga ngumpul, lebaran depan kita ngumpul. Lebaran depan ga ngumpul, di akhirat kita ngumpul. Aamiin …

Saya mafhum, hidup ini memang susah. Banyak di antara Saudara semua yang berharap lebaran ini menjadi pintu pembuka, yang kemudian masuk di Syawwal ini kita beroleh kemenangan sekaligus pertolongan Allah SWT.

Saya bilang sama Allah, “Ya Allah, masa sih Engkau yang bisa membolakbalikkan keadaan ga bisa bolak-balikin keadaan saya nih. Dari terpuruk menjadi maju, dari hina menjadi mulia, dari orang sebel menjadi orang demen?”

MasyaAllah, Laa haula walaa quwwata illaa billah… Allah kabulin apa yang saya doain itu. Allah hadirkan pertolongan bagi saya sehingga saya bisa keluar dari segala kesulitan yang saya hadapi saat itu. Oleh karena itu Saudara, jangan pernah putus asa.

Ramadhan mungkin sudah lewat, sudah berlalu. Kita sudah tida bisa lagi mengeruk pahala yang besar. Tapi, kita tidak pernah kehilangan yang punya Ramadhan. Siapa yang punya Ramadhan? Huwallah, Dialah Allah SWT.

Kalau Allah ingin menghadiahkan kita qiyamullail yang setara pahalanya dengan bulan suci Ramadhan, tidak ada halangan buat Dia.

Karena apa? Lahul mulkus samawati wal ardh. Wa lahu khazainu samawati wal ardh. Semua pahala milik Allah.

Istimror-kan ibadah kita di luar bulan Ramadhan, agar Allah hadiahkan kemenangan dan benar-benar mengembalikan kita kepada keadaan yang fitri. Aamiin…

sumber: yusuf mansur .com

Tinggalkan Balasan

Translate »
WhatsApp us