Suatu ketika lelaki desa di daerah Jawa Tengah yang penuh semangat dan optimis itu di tanya oleh sahabatnya, “rahasia apa yang selalu kamu semangat dan optimis setiap urusan bahkan dalam sebuah pilihan?”
Lelaki desa itu menjawabnya, setiap menentukan pilihan dalam sebuah urusan, saya selalu melibatkan Allah SWT, karena Dia lah penentu pilihan hambanya dan pilihanNya terbaik untuk hambaNya. Saya melakukan shalat 2 raka’at dan bermunajat kepadanya, inilah yang pernah dilakukan oleh Zainab saat Rasulullah SAW mau meminangnya.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
لمّا انقضت عدّة زينب قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لزيد اذكرها عليّ قال زيد فانطلقت فقلت يا زينب ابشري ارسلني اليك رسول الله صلى الله عليه وسلم يذكرك فقالت ما أنا بصانعة شيئا حتى استأمر ربّي فقامت الى مسجدها ونزل القرآن وجاء رسول الله صلى الله عليه وسلم فدخل بغير امر ( رواه المسلم )
“Ketika masa iddah Zainab telah selesai, Rasulullah bersabda kepada Zaid, tolong pinang Zainab untukku. Zaid berkata, maka saya pun pergi untuk menemui zainab. Saya berkata Hai Zainab bergembiralah, aku diutus oleh Rasulullah SAW untuk menyampaikan pinangan beliau kepadamu. Zainab menjawab, aku tidak berani memutuskan apa-apa kecuali setelah meminta pilihan kepada Tuhanku. Setelah mengucapkan itu, ia pun masuk ke tempat shalatnya, kemudian turunlah Alquran dan Rasulullah SAW pun langsung menikahinya”. (HR Muslim)
Begitulah Zainab, walaupun Rasulullah SAW yang meminangnya, Zainab melibatkan Allah SWT dalam pilihannya. Dalam kitab Al Jamii’ lil ahkamil Qur’an karya Syekh Muhammad bin Ahmad Al Qurthubi, ia menjeleskan bahwa sebagian ulama berpendapat bahwa tidak sepantasnya seseorang melakukan satu hal yang bersifat duniawi lalu ia mendahulukan dengan meminta dipilihankan oleh Allah SWT dengan melakukan shalat 2 raka’at sunnah istikharah.
Pilihan Allah adalah terbaik untuk hambanya walaupun kita merasakan berbeda. Melibatkan Allah dalam pilihan-pilihan kita adalah sebuah keberkahan.